Catatan seputar hal-hal kecil yang menjadi bagian dari sejarah kota Luwuk, karena apa yang terucap akan hilang dilupakan dan yang tertulis akan abadi sepanjang zaman.

Sabtu, 07 Juni 2014

Historia Luwuk: Sebuah Editorial

00.44 Posted by Unknown No comments
Luwuk semakin berkembang. Denyut kota yang mayoritas diisi dengan warga pendatang ini semakin terasa ketika kran investigasi migas mulai dibuka sejak tahun 2010 yang lalu. Setelah itu, arus pendatang semakin membludak dari hari ke hari. Salah satu lini usaha yang kian hari makin diminati adalah pariwisata. Terbilang beberapa usaha jasa akomodasi mulai dari penginapan kelas teri sampai hotel berbintang sekian dibangun di atas tanah kota ini.

Wilayah-wilayah yang tadinya masih berupa tanah kosong dan lahan non produktif bertransformasi menjadi pemukiman padat penduduk yang diiringi dengan meningkatnya nilai jual properti yang turut memengaruhi taraf kehidupan masyarakat. Dengan kondisi alamnya yang indah dan eksotis, Luwuk menyimpan beragam potensi pariwisata yang menarik dan layak untuk dijadikan salah satu referensi kunjungan wisatawan baik lokal maupun mancanegara. Boleh dibilang, Luwuk sudah memiliki segala yang dibutuhkan oleh sebuah industri pariwisata.

Luwuk memang nama yang masih kurang familiar di telinga kebanyakan orang. Tidak seperti daerah lain di daratan Sulawesi yang lebih punya nama mentereng seperti Manado, Makassar, Palu, Gorontalo, Toraja atau Wakatobi di Sulawesi Tenggara, misalnya. Bahkan nama Luwuk tidak sefamiliar nama Togean yang reputasinya sudah begitu mendunia. Lalu apa yang salah dengan Luwuk sehingga potensi wisata yang berlimpah ini tidak mendapat respon maksimal dari para wisatawan, baik lokal maupun internasional? Jawabannya sangat mudah: informasi tentang Luwuk dan keindahan alamnya masih sangat minim.

Ini memang sebuah kenyataan yang cukup mengecewakan karena sebenarnya ada banyak sekali potensi wisata yang dimiliki oleh daerah ini, dimana apabila kesemua potensi yang ada itu dikelola dan dipublikasi dengan sistematika yang baik maka kesemua potensi itu dapat dikonversi menjadi peluang untuk mensejahterakan rakyat, sekaligus untuk menunjukkan kepada khalayak tentang sejarah sebuah kota yang tengah bergulat dengan masa depannya.

Oleh karenanya, ketika orang lain mulai abai dengan sejarah sebuah kota yang menjadi wilayah perjuangannya demi menjemput takdirnya, kami mengumpulkan keping demi keping sejarah yang berserak itu dan menyajikannya kembali kepada mereka. Ketika orang lain mencukupi dirinya dengan ingatan yang kerap berkhianat, kami menuliskannya agar ia tetap teringat dan terekam kuat.

Blog ini adalah sebuah upaya sederhana kami untuk mengejawantahkan keinginan yang menghentak jiwa itu ke ranah amal dan kerja nyata. Tulisan-tulisan yang ada di blog ini bisa jadi tidak semuanya benar. Bisa jadi ada satu dua keping data yang tidak sesuai dengan fakta, atau bahkan keseluruhannya. Oleh karenanya, kritik dan saran dari Anda kami harapkan melalui email sejarahkecilluwuk[at]gmail[dot]com. Salam historia. [historialuwuk.blogspot.com]



Kilongan, Juni 2014 


Sumber gambar

0 komentar:

Posting Komentar